Jadi Financial Freedom Itu Bisa atau Ngga'?
"Whether you think you can, or you think you can't, you're right,"
Itu kata Henry Ford,.
Jadi kembali ke keyakinan kita dulu.
Kalau kita pikir bisa, berarti itu mungkin saja terjadi.
Kalau kita pikira tidak bisa, bisa jadi itu benar.
.
Atau dari sudut pandang lain.
Kalau kamu mencoba, ada peluang kamu berhasil
Kalau kamu tidak pernah mencoba, ya pasti 100% gagal.
.
Kemaren kita bahas tentang Ilusi Financial Freedom.
.
Kita mulai dulu dari mindset : Bahagia dan Berkelimpahan.
Memiliki cukup uang adalah satu hal, tetapi merasa bahagia dan berkelimpahan adalah tentang pola pikir.
1. Mindset Berkelimpahan (Abundance) vs. Mindset Kemiskinan (Poverty)
Pensiun yang hidup dengan cara menghabiskan asetnya seringkali merasa cemas dan "miskin" karena melihat tabungan mereka terus berkurang. Mereka menjadi sangat hemat dan tidak bisa menikmati hasil kerja kerasnya.
Cari cara untuk bisa hidup dari cashflow (pendapatan pasif).
Dengan mempertahankan pokok aset, maka merasa seperti orang kaya yang hidup dari hasil kekayaannya, bukan orang yang sedang menghabiskan sisa uangnya.
Ini menciptakan perasaan aman dan berkelimpahan yang terus-menerus.
2. Mindset Produsen vs. Mindset Konsumen
Pola pikir konsumtif membuat kita selalu fokus pada "berapa banyak yang bisa saya belanjakan?".
Ubah menjadi "bagaimana cara saya menghasilkan lebih banyak pendapatan pasif?".
Saat fokus membangun aset produktif (menjadi tuan tanah, punya kosan, punya saham, pemilik bisnis, investor dividen), pilih peran dari sekadar konsumen menjadi produsen nilai. Ini memberikan tujuan dan kontrol yang lebih besar atas hidup Anda.
3. Mindset Fleksibilitas vs. Rencana Kaku
Terpaku pada satu "angka ajaib" atau satu rencana pensiun yang dibuat 20 tahun lalu adalah resep bencana.
Dunia ini bergerak dinamis. Anggap perencanaan keuangan sebagai proses yang terus hidup. Lakukan evaluasi setiap tahun, cek dalam 2-3 tahun, sesuaikan rencana dengan kondisi terbaru, dan selalu terbuka pada ide-ide baru.
Kehidupan berubah, begitu pula seharusnya rencana hidup.
4. Mindset "Cukup" vs. "Tidak Pernah Cukup"
Banyak orang terjebak dalam "hedonic treadmill", di mana gaya hidup terus meningkat seiring pendapatan, sehingga tidak pernah merasa cukup.
Definisikan secara sadar apa arti "cukup" bagi diri kita masing-masing. Kebahagiaan tidak harus berbanding lurus dengan pengeluaran. Kita bisa belajar dari orang yang hidup sangat bahagia dengan sederhana.
Kita tahu apa yang benar-benar penting bagi di kita.
Kita bisa berhenti mengejar hal-hal yang tidak perlu dan fokus pada apa yang memberikan kebahagiaan sejati.
Empat hal diatas ini yang perlu kita kuasai dalam mengelola pikiran, perasaan dan perilaku kita. Tentu perjalanan ini penuh proses dan lika-lilu.
Selamat menjalani kehidupan.
Gabung dalam percakapan