Ilusi Financial Freedom

Kita di blog ini banya membahas financial freedom.

Benarkah itu ada?

Atau hanya angan-angan belaka?

hahahaha......

.

Bisa jadi iya.

Dari buku ini saya dapat sudut pandang baru :


Dalam menyusun personal finance ataupun pensiun, ternyata banyak hal-hal yang bersifat 

Mustahil Untuk Dijawab: "Pertanyaan krusial yang tidak dapat diketahui secara pasti"

Seperti apa itu? kapan Anda akan meninggal, berapa tingkat inflasi di masa depan, dan berapa imbal hasil investasi Anda. Kesalahan dalam asumsi ini dapat menyebabkan kesalahan besar dalam perhitungan dana yang dibutuhkan.

Tapi bang....

Tapi bang....

Sabar, tentu ini ada solusinya....


Yuk kita explore lebih detail satu-per satu

1. Berapa Jumlah Uang yang Akan Anda Belanjakan Setiap Tahun? 

Biasanya pertanyaan ini menanyakan berapa pengeluaran tahunan dari hari pertama pensiun hingga meninggal.

Aturan umum yang sering dipakai adalah 75-85% dari pendapatan sebelum pensiun, namun ini adalah asumsi yang lemah. Bisa jadi pengeluaran justru meningkat karena ingin lebih banyak jalan-jalan, menekuni hobi, atau karena biaya kesehatan yang melonjak. 

Sebaliknya, pengeluaran mungkin juga menurun seiring bertambahnya usia.

Tentu tidak akan 100% akurat untuk bisa menghitung pengeluaran bulanan 20 tahun dari sekarang.

Perlu detail seperti apa ada cicilan? Apakah anak masih membutuhkan biaya? Mungkin akan memiliki hobi baru yang mahal seperti golf, atau sebaliknya, lebih memilih hidup sederhana di pedesaan. 

Yang paling tidak pasti adalah biaya kesehatan; satu penyakit kronis saja bisa menghancurkan seluruh asset dan tabungan. 


2. Berapa Tingkat Inflasi Selama Masa Pensiun Anda? 

Inflasi adalah "monster" terbesar terutama bagi pensiunan karena menggerogoti daya beli uang secara diam-diam. Biasanya konsultan keuangan memberikan asumsi inflasi 3% per tahun, yang berarti biaya hidup akan berlipat ganda (2x) setiap 24 tahun. 

Namun, sejarah menunjukkan inflasi sangat tidak stabil; pernah mencapai di atas 10% selama satu dekade penuh pada tahun 1970-an dan 1980-an. Sedikit saja perubahan pada asumsi inflasi akan berdampak masif pada jumlah dana yang dibutuhkan.

Coba ingat ingat berapa 1 mangkok bakso atau secangkir kopi 10 tahun yang lalu.

Berapa sekarang harganya?

Itulah efek inflasi. 

Coba ingat lagi berapa 1 mangkok bakso atau secangkir kopi 20 tahun yang lalu. Pasti sulit ya?


3. Kapan Anda dan Pasangan Anda Akan Meninggal? 

Ini adalah pertanyaan yang paling tidak bisa dijawab namun penting banget. Perencanaan pensiun yang dirancang untuk bertahan 20 tahun (misalnya, hingga usia 85) sangat berbeda secara fundamental dengan yang harus bertahan 30 tahun (hingga usia 95). 

Menggunakan tabel harapan hidup rata-rata sangat berbahaya untuk individu, karena 1 dari 4 orang berusia 65 tahun saat ini akan hidup melewati usia 90 tahun. 

Ya, tidak ada seorang pun yang tahu pasti sisa umurnya. 

Tentu kita selalu perlu merencakan dan melakukan evaluasi rutin. Jangan sampai kehabisan uang di saat paling rentan dan tidak lagi bisa bekerja. 


4. Berapa Banyak Uang Pensiun dari Perusahaan dan Asuransi? 

Jika PNS, bisa saja mendapat opsi uang pensiun rutin dari pemerintah tiap bulan. Tapi bagi yang di BUMN ataupun swasta situasinya sangat berbeda. 

Bahkan dana pensiun juga rentan adanya penyelewengan, perusahaan dana pensiun bangkrut atau melakukan restrukturisasi, dan dana pensiun dipotong secara drastis. 

Mengandalkan sepenuhnya pada janji pihak ketiga untuk keamanan finansial adalah langkah yang sangat berisiko.


5. Berapa Tingkat Pertumbuhan Investasi Anda? 

Saya dulu pernah terjebak penawaran asuransi.

Dia membuat tabel yang seakan-akan asuransi itu pasti unit-link-nya naik terus.

Dia percaya diri claim imbal hasil investasi jangka panjang sebesar 7-10% per tahun. 

Namun, imbal hasil yang akan sangat bergantung pada kondisi pasar selama masa kita menambung dan seterusnya. 

Pasar di masa kini akan berubah sangat dinamis, pasar bisa naik 25% tahun ini, dan anjlok 15% tahun depan. Tidak ada yang bisa menjamin imbal hasil yang mulus dan stabil setiap tahun. 

Mengasumsikan portofolio akan selalu memberikan imbal hasil rata-rata 8% setiap tahunnya sama seperti berharap cuaca akan selalu cerah tanpa pernah hujan atau badai.


6. Bagaimana Urutan Imbal Hasil Investasi Anda? 

Ini adalah konsep yang paling sering diabaikan namun sangat mematikan. 

Dua orang bisa memiliki rata-rata imbal hasil yang sama persis selama 30 tahun, namun hasil akhirnya bisa sangat berbeda. Mengalami kerugian besar di awal masa pensiun (saat saldo portofolio Anda paling besar dan Anda mulai menarik uang) jauh lebih merusak daripada mengalami kerugian di akhir masa pensiun.

Contoh : Bayangkan Anda pensiun dengan dana Rp1 Miliar.

Skenario Buruk: Di tahun pertama, pasar anjlok 20% (dana jadi Rp800 juta) dan Anda menarik Rp40 juta untuk biaya hidup. Saldo Anda langsung menyusut drastis. Kerugian di awal ini sangat sulit dikejar kembali.

Skenario Baik: Di tahun pertama, pasar naik 20% (dana jadi Rp1,2 Miliar). Penarikan Rp40 juta terasa ringan dan merasa memiliki pondasi keuangan yang kuat.

Urutan ini (naik dulu atau turun dulu) bersifat acak dan tidak dapat diprediksi.


7. Kapan Tepatnya Anda Akan Pensiun? 

Ada seseorang yang berencana untuk bekerja sampai usia 60 tahun. Namun, rencana ini bisa buyar karena faktor di luar kendali misal PHK, ada masalah kesehatan pribadi atau keluarga, atau perusahaan yang tutup.

Pensiun lebih awal dari yang direncanakan adalah "pukulan ganda". 

Pertama, kehilangan tahun-tahun produktif untuk menabung. 

Kedua, memiliki rentang waktu pensiun yang lebih panjang untuk dibiayai oleh tabungan yang lebih sedikit. Ini adalah skenario yang sangat umum terjadi.

.
.


Lalu bagaimana solusinya?

Untuk pembukaan ini silahkan explorasi dulu :

"Angka Cukup"




Sampai ketemu di artikel berikutnya.....
Simple man, High Attitude