Mengenali Psikologi Pasar : Dari Panik sampai FOMO

Metode ini cukup menarik untuk dipelajari tidak sekedar tentang analisa teknikal, tapi lebih melihat kepada siklus psikologi pasar di era pasar modal modern.



Model ini diperkenalkan oleh Bitcoin Strategy.

Seperti apa urutannya?


Fase 1: Gak Percaya

Setiap tren baru selalu dimulai dengan ketidakpercayaan dan pesimisme.

Seorang investor yang pernah rugi dalam berinvestasi pasti bersikap skeptis :

"Ah, gue udah tau gimmick ini!"

"Nggak mungkin gue terjebak lagi!"

Bagi pemula, mereka juga mendengar trend ini, tapi belum bisa menerima bahwa ini akan menjadi suatu yang besar. Mereka menuggu bukti, bahkan ngeles dan akhirnya ketinggalan.


Fase 2: Mulai Ada Harapan (Hope)

Harga mulai naik.

Beberapa investor yang tadinya skeptis mulai berpikir:

"Hmm... jangan-jangan beneran ada tren baru?"

"Wah, harga udah tembus high baru nih!"

Makin banyak yang beli → harga makin naik → makin banyak yang ikut-ikutan beli.


Nah, di fase ini, investor professional mulai masuk pelan-pelan (accumulation). Mereka ngumpulin aset sebelum harga benar-benar terbang.


Fase 3: Optimis, Believe, Thrill 

Setelah konsolidasi... BOOM! Harga meledak!

Investor yang tadinya cuma "harap-harap cemas" sekarang jadi super yakin. Mereka borong habis-habisan, dan retail trader yang telat mulai ikut-ikutan beli.

"Ini dia! Ayo gaskeun!"

Harga melejit sangat tinggi dan sangat cepat....

.

----------------------------------------

Dapetin Template Pensiun dengan Bitcoin : 

=> https://trakteer.id/annasahmad/showcase



----------------------------------------


.

Fase 4: Euforia (FOMO Mode ON)

Ini fase paling bahaya: semua orang takut ketinggalan (FOMO).

Simak media-media mainstream sudah membahas berbagai berita :

"Lihat harga Bitcoin naik 50% dalam seminggu."

Langsung beli gegabah karena takut ketinggalan 

Dan.....

ini biasanya puncak sebelum jatuh.

.

Di fase ini, trader baru masuk terlambat dan lupa risiko. 

.

.

Fase 5: Nyaman & Lengah

Harga sempet turun dikit, tapi trader malah santai:

"Ah, cuma koreksi sehat. Beli lagi!"

Mereka nggak sadar bahwa tren mungkin udah mau berbalik.


Fase 6: Cemas & Panik

Tiba-tiba... CRASH! Harga anjlok tajam.


Reaksi trader:

"ASTAGA! JUAL! JUAL!"

"KENAPA BISA BEGINI?!"

Yang beli di puncak langsung panik. Stop loss kena, margin call berdering, semua buru-buru jual.

Tapi, semakin banyak yang jual → harga makin jatuh → makin banyak yang panik. Lingkaran setan!


Fase 7: Menyerah/Marah/Depresi

Trader yang kena mental mulai:

Marah: "Market t**! Manipulasi!"

Depresi: "Gue pensiun dari trading deh..."

Nyerah: "HODL aja, pasti balik!" (padahal portonya udah -80%).


Fase 8: Kembali ke Fase 1 (Gak Percaya Lagi)

Setelah crash, harga mulai naik pelan-pelan.

Tapi trader yang trauma bakal bilang:

"Ah, cuma dead cat bounce. Jangan tertipu!"

Dan... siklus terulang lagi.


Intinya:

Pasar bergerak karena emosi (bukan cuma analisis teknis/fundamental).

Fase paling menguntungkan: Fase 2-3 (akumulasi & awal tren).

Fase paling berbahaya: Fase 4-6 (euforia & panik).


Tips :

Beli saat orang masih ragu (Fase 1-2).

Jual sebagian saat euforia (Fase 4).

Jangan ikut-ikutan FOMO!


Pasar itu seperti roda—naik turun terus. Yang menang adalah yang tetap dingin & disiplin.

"Be fearful when others are greedy, and greedy when others are fearful." – Warren Buffett

Simple man, High Attitude