Adakah dampak negatif dari memiliki goal?

Kaget juga ketika ada yang bertanya pertanyaan ini... 

Tapi ini penting buat kita ketahui juga, agar kita juga paham dan tidak terjebak dalam sudut pandang yang kurang tepat.

Pada prinsipnya, "Apapun yang terjadi dalam kehidupan ini adalah netral. Kita yang memberikan makna baik atau buruknya. Bagaimana respon diri kita."

.


Nah, kali ini kita coba lihat apa potensi negatif yang dapat terjadi jika seseorang tidak mengelola goal dengan benar :

  1. Terlalu fokus pada satu goal, dan abai aspek lain dari hidup seseorang, misalkan seseorang hanya fokus bekerja, mencari uang, bisa jadi aspek keluarga, teman, atau kesehatan jadi terabaikan. Akhinya uang-nya sangat banyak, tapi keluarganya tidak terurus, atau kesehatannya drop.
  2. Membandingkan prestasi diri sendiri dengan orang lain dapat menyebabkan seseorang merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapainya bahkan kehilangan rasa syukurnya. Misalkan sudah melakukan hal yang sama dengan idoalnya, atau orang yang dia kagumi. Tapi kok hasilnya beda, sehingga dia merasa gagal. Sehingga ada seorang bijak mengatakan, bandingkan saja dirimu saat ini, dengan dirimu sendiri di masa lalu.
  3. Menetapkan goal yang terlalu banyak dapat menyebabkan seseorang merasa terlalu sibuk atau tidak punya cukup waktu untuk mencapainya semua. Ibaratnya dia mau ini itu, akhirnya mengerjakan tanpa prioritas, dan hasilnya tidak kemana-mana. 

Namun, dengan mengelola goal dengan benar, kita dapat menghindari dampak negatif tersebut dan justru menikmati manfaat positif dari memiliki goal.

.

Pelajari ✅ Teknik membuat rencana hidup yang simple dan fun : Goal Mapping

.

Dibagian berikutnya, coba kita gali apa kesalahan yang bisa menghambat menetapkan goal:

.

1. Tidak tahu apa yang ingin dicapai: Seseorang mungkin tidak tahu apa yang ingin dicapai atau tidak yakin tentang tujuan hidupnya, sehingga tidak tahu bagaimana menetapkan goal yang sesuai. Apa sih yang membuat seseorang tidak tahu apa yang ingin dicapai atau tidak yakin tentang tujuan hidupnya :

  • Kurangnya pemikiran tentang apa yang ingin dicapai: Seseorang mungkin tidak pernah benar-benar memikirkan apa yang ingin dicapai dalam hidupnya.
  • Tidak yakin tentang kemampuan atau kompetensi yang dimiliki dan bisa dia kembangkan.
  • Kurangnya arah atau tujuan dalam hidup sehingga tidak tahu apa yang ingin dicapai. Siapa dirinya? Mengapa ada kehidupan di dunia ini?
  • Tidak memiliki cukup informasi atau pengetahuan yang cukup tentang berbagai pilihan yang tersedia, sehingga tidak tahu apa keputusan terbaik yang bisa dia ambil. 
  • Dampak dari masa lalu, seperti pengalaman masa lalu seseorang, keluarga, dan lingkungan, dapat mempengaruhi apa yang ingin dicapai dalam hidupnya.

.

2. Kesulitan menentukan goal yang realistis : Biasanya setelah membaca buku atau seminar motivasi, seseorang menetapkan goal yang terlalu tinggi atau tidak realistis. Pada akhirnya tidak mampu mencapainya dan memberi pengalaman buruk tentang membuat goal. Disini kita perlu memahami makna cita-cita setinggi langit tetap perlu dikuasai dengan ilmunya. Kenapa hal ini terjadi : 

  • Kurangnya pengetahuan tentang diri sendiri: Kita perlu berhenti sejenak untuk memahami kemampuan, kekuatan, dan kelemahan diri sendiri dengan baik, sehingga tidak tahu apa yang bisa di capai dalam jangka waktu tertentu. 
  • Seseorang mungkin tidak memahami lingkungan seperti apa atau situasi di mana goal akan dicapai, disini perlu melatih sensitivitas diri kita dan membuat ukuran-ukuran. 
  • Tidak memahami waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target-target tertentu.
  • Seseorang mungkin tidak memiliki perencanaan yang baik atau tidak mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk mencapai goal.
  • Seseorang mungkin terlalu ambisius atau termotivasi berlebihan dalam menetapkan goal, sehingga tidak tahu apa yang realistis untuk dicapai.

Menetapkan goal yang realistis sangat penting agar seseorang dapat merasa percaya diri dan termotivasi untuk mencapainya. Goal yang terlalu tinggi dapat menyebabkan seseorang merasa tidak mampu mencapainya, akhirnya menurunkan motivasi dan kepercayaan diri, bahkan bisa stress dan frustasi.

.

3. Tidak yakin tentang kemampuan: jika seseorang tidak yakin tentang kemampuan atau kompetensi dirinya, maka merasa percaya diri dalam menetapkan goal. Ada yang membuat tidak yakin : 

  • Kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu.
  • Lupa atau tidak tahu keberhasilan di masa lalu: Ini kenapa kita perlu memiliki daftar keberhasilan yang sudah pernah diraih di masa lalu
  • Kurangnya penghargaan atau pujian: kita perlu membuat goal-goal kecil dan memiliki lingkungan yang memberikan apresiasi, penghargaan atau pujian.
  • Penilaian diri yang terlalu rendah: Kita perlu melatih diri kita untuk memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk mau memiliki goal dan bergerak action. 

Memahami kemampuan diri sendiri dan belajar cara meningkatkan kepercayaan diri akan sangat membantu seseorang merasa lebih yakin dalam menetapkan dan mencapai goal.

.

dan terakhir, seorang tidak mau membuat goal karena : 

4. Takut gagal: Seseorang itu bukan malas, tapi mungkin lebih takut gagal tidak mencapai goal yang telah ditetapkan, akhirnya tidak berani menetapkan goal sama sekali. Ini alamiah kok, karena goal pasti ada diluar zona nyaman kita. Ada alasan seseorang mungkin takut gagal :

  • Ketakutan akan harga diri: dia memiliki keyakinan bahwa kegagalan akan menurunkan harga diri atau menghancurkan kepercayaan diri. Disini perlu kemampuan pengelolaan emosi dan keyakinan diri yang matang.
  • Takut penolakan: Seseorang mungkin takut gagal karena merasa bahwa kegagalan akan menyebabkan penolakan dari orang lain atau tidak diterima oleh masyarakat.
  • Takut akan konsekuensi negatif misalnya seperti seseorang ingin resign untuk membangun bisnis, takut kehilangan income yang pasti dari kantor, pekerjaan atau status sosial.
  • Takut akan perubahan: Seseorang tidak siap menerima perubahan yang terjadi, misalkan ketika dia harus pindah kota, jauh dari keluarga, atau harus memulai lagi dari awal. 

Takut adalah reaksi normal, itu harus dikendalikan agar tidak berlebihan sehingga menjadi penghambat dalam menetapkan dan proses mencapai goal. Perlu latihan memahami sumber ketakutan gagal itu dan belajar cara mengatasinya agar lebih percaya diri dan termotivasi untuk mencapai goal.

.

Nah, rasanya sih sudah cukup lengkap penjelasan.

Apakah dampak negatif dari goal. Semua kembali lagi ke persepsi kita, dan mulai memahami, apa sebenarnya efek positif jika kita memiliki goal.

Silahkan Download ✅ Teknik membuat rencana hidup : Goal Mapping




. .
Simple man, High Attitude