Jebakan Kasihan

Alkisah disuatu tempat ada seorang anak bernama Dodo. Dodo baru saja kecelakaan tertabrak mikrolet (angkutan umum) ketika berangkat sekolah. Kakinya patah, dan saat setelah operasi dia harus memakai kursi roda untuk berpergian.

Ibunya sangat sedih. Beliau menceritakan kesiapapun yang bertemunya tentang tragedi yang menimpa Dodo. Dia merasa bersalah. Dia merasa tidak bisa menjaga Dodo ketika hal itu terjadi. Hingga akhirnya sang ibu memilih berhenti bekerja agar bisa menemani anaknya untuk bisa belajar dari rumah.

Sebenarnya dokter juga sudah mengijinkan Dodo untuk bersekolah kembali. Tetapi ibu Dodo merasa bahwa anaknya bisa menjadi trauma jika berangkat ke sekolah. Apalagi jika nanti melihat teman-temannya bermain bola waktu istirahat. Itu bisa menyakiti hati Dodo.

Akhirnya Dodo belajar di rumah. Seusai sekolah, dia bermain game atau menonton tv saja. 

Bagaimana menurut teman-teman tentang sikap Ibu Dodo?

.

.

Bisa jadi itu gambaran yang bisa terjadi dalam hidup kita.

Alih-alim memberikan motivasi, memberikan harapan masa depan yang lebih baik, kita terjebak memberikan "rasa kasihan" yang bisa jadi malah menjerumuskan masa depan kita sendiri atau orang lain.

Alih alih memberikan belas kasihan, kita perlu membantu diri kita atau orang lain untuk bisa mendapatkan sudut pandang yang baru. Misalkan masih beruntungnya kita selamat dari suatu kecelakaan yang berbahaya, walau patah tulang. Kita perlu memberikan dukungan secara mental dan fisik sehingga mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi. Bahkan ketika kita sembuh, kita dapat fokus pada apa yang masih bisa dicapai dalam hidup, bukan fokus pada hal-hal buruk di masa lalu.

Bagaimana Dodo, bisa bersemangat kembali belajar, membuat karya yang bisa dia tunjukkan kepada guru dan teman-teman di sekolahnya ketika nanti masuk kembali. Dodo bisa memberikan inspirasi bagaimana dia bisa "mengalahkan" mobil yang menabraknya dan tidak ada alasan untuk membuatnya berhenti sekolah.

.

Kita semua pernah mengalami rasa sakit dan kesedihan dalam hidup. Meskipun kesedihan adalah emosi yang normal, memikirkan kesedihan dan kemalangan secara terus menerus artinya kita merusak diri sendiri. Coba cek hal-hal semacam ini :

  • Kamu cenderung berpikir masalah yang kamu hadapi lebih buruk daripada orang lain.
  • Kamu merasa tidak ada orang lain yang benar-benar memahami betapa sulitnya hidup-mu
  • Kamu tidak ingin berkumpul dengan orang lain dan mengganggap semua orang ingin menghakimi-mu 
  • Kamu cenderung bercerita tentang kejadian buruk daripada hal-hal baik yang kamu alami 
  • Kamu sering mengeluh tentang tidak adilnya orang lain / kejadian yang kamu alami
  • Kamu berpikir bahwa orang lain memiliki kehidupan yang lebih mudah


Apakah kamu sering memiliki pikiran atau perasaan seperti diatas?

.

Sadari dengan penuh kesadaran, mengasihani diri sendiri dapat membuang waktumu dan akhirnya mengubah pikiran dan perilaku -mu menjadi KORBAN dan tidak lagi mau mengambil TANGGUNG JAWAB. Setiap orang bisa memilih untuk mengambil kendali dalam hidupnya.

Apapun keadaannya, baik atau buruk, kita tetap bisa memilih dan mengubah sikap kita.

.

Pernah dengar istilah "Menjadi korban" ?

Biasanya dilakukan untuk meraih simpati atau kasihan dari orang lain. Padahal sikap tersebut pada dasarnya akan merusak diri kita lebih dulu. 

Rasa kasihan pada dasarnya adalah mekanisme pertahanan diri. Mau lari dari tanggung jawab, menyebarkan ketakutan, dan menghentikan kita mengambil tindakan / bergerak maju. Lalu hanya membesar-besarkan seberapa buruk kondisi yang kita hadapi dan membuat pembenaran agar tidak perlu melakukan apapun untuk memperbaikinya.

.

Sekarang coba cek "Jebakan Kasihan" ini?

  1. Kamu akan membuang-buang waktu. Merasa kasihan pada diri sendiri membutuhkan banyak energi fisik dan emosional. Lebih parahnya tidak akan mengubah keadaan, bahkan ketika kita berusaha menyelesaikan masalahnya, bisa jadi menambah hambatan lainnya. Catat : merasa kasihan pada diri sendiri tidak akan membawa kamu lebih dekat dengan solusi.
  2. Mendatangkan lebih banyak emosi negatif. Begitu kamu membiarkannya keadaan ini dalam jangka panjang tersebut, maka akan memicu emosi negatif lainnya : kemarahan, kebencian, kesepian, dan perasaan lain yang memicu lebih banyak pikiran negatif.
  3. Ramalan akan kejadian buruk akan benar-benar terjadi. Bisa jadi bertambahnya masalah akan semakin mendekatkan diri kita pada kegagalan yang kita prediksi. Karena kita akan gagal menghadapi kesedihan, kemarahan, dan emosi lain dengan cara yang positif.
  4. Kamu akan mengabaikan kebaikan dalam hidup Anda. Apabila ada 5 hal baik dan 1 hal buruk dalam satu hari, maka kamu hanya akan fokus pada hal yang negatif saja. Kamu akan kehilangan kemampuan untuk melihat dan merasakan aspek positif dari kehidupan.
  5. Kehilangan hubungan dan persahabatan. Awalnya orang lain akan iba. Tapi lama kelamaan, mengeluh tentang betapa buruknya hidup akan membuat orang lebih cepat lelah dan tidak lagi simpati. 

Lalu bagaimana solusinya?

Sadari, lalu berhenti. Ganti dan temukan hal-hal yang lebih memberdayakan.

Keberanian.

Eksplorasi kegiatan yang bisa membuat diri kita makin berani. Keluar dari zona aman diri kita. Latihlah pikiran, perasaan, dan tubuh kita untuk keluar dari zona nyaman. Coba : mandi pagi hari dengan air dingin, kenalan dengan orang tidak di kenal di kendaraan umum, pergi ke suatu kota yang belum pernah kita kunjungi, lakukan olahraga menantang seperti lari 10K atau marathon, terjun payung dan sebagainya.

Diri kita selalu memiliki pilihan untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan dan tidak terjebak dalam kesedihan. Perlu kesadaran untuk bersedia memilih untuk bergembira dan menolak untuk berperilaku yang menyedihkan. 

Alih-alih mengasihani diri sendiri atas apa yang hilang, kita memilih untuk merasa bersyukur atas apa yang kita miliki.

Ketika muncul perasaan kasihan, bahkan kepada diri kita sendiri, carilah cara secara sadar untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan perasaan sedih itu. Ubah fisik kita, ubah gerak kita.

Bergabunglah dengan komunitas, menjadi volunteer untuk kegiatan sosial. Membantu untuk hal-hal yang baik akan mengalihkan pikiran dari masalah dan kamu akan menemukan makna baru dari kotribusi diri kita untuk membantu orang lain. Kamu bisa coba membantu di panti jompo, atau panti asuhan, mengajar anak-anak jalanan, atau kegiatan relawan lainnya. 

Lakukan tindakan kebaikan secara spontan. Membantu orang menyeberang jalan, memberi makan kucing di jalanan, membuatkan kopi atau membagikan minuman untuk orang-orang di jalan, membersihkan toilet umum, menyapu dan mengepel di masjid, lakukan kebaikan apa saja yang bisa membawa lebih banyak makna pada hari ini.

Lakukan aktivitas fisik yang kamu sukai, seperti berolahraga, jalan kaki, ikut kelas balet, menggambar, membaca buku, mencoba hobi baru, dan aktivitas lain yang dapat membantu mengubah jebakan kasihan.

Menggubah lingkungan kita dengan kegiatan diatas, akan memudahkan kita untuk mengelola pikiran dan perasaan kita dengan instant.


.

Terakhir, kelola perasaan kasihan menjadi syukur.

Setiap hari, carilah hal-hal kecil dalam hidup yang kamu dapatkan dalam hidup ini. 

Tuliskan dalam jurnal syukur. Miliki sebuah buku catatan kecil, lalu tuliskan apa saja yang kamu syukuri mulai pagi hari hingga saat ini. Bisa ditulis juga di handphone.

Ceritakan pada orang lain tentang hal apa yang kamu syukuri. Tidak semua orang suka menuliskan. Kamu juga bisa menceritakan pengalaman baik itu ke orang-orang terdekat kamu. Jika tidak ada orang lain, katakan saja pada diri kamu sendiri.

Tanya orang lain, apa yang dia syukuri hari ini. Berbagilah dengan mendengarkan cerita-cerita mereka. Anak-anak, orang tua, pasangan, teman dekat. Berikan waktu dan perhatianmu atas jawaban mereka. Apresiasi dan pujilah atas keterbukaannya.

Ajarkan juga cara ini kepada orang-orang yang kamu sayangi. Rasakan energinya...


.

Dapatkan materi keren. Klik disini sekarang.

Simple man, High Attitude