Perlu uang untuk bahagia atau malah sebaliknya?
Setiap manusia pasti punya keyakinan tentang kebahagiaan.
Coba cek dulu apa makna kebahagiaan versi dirimu sendiri :
Apa itu bahagia?
.
.
Pertanyaan hanya dengan 3 kata, yang bisa jadi kamu memerlukan 3 menit, 3 hari, bahkan 3 bulan untuk menjawabnya.
Tapi abaikan itu semua, jawablah dalam 3 detik saja.
Itulah makna sesungguhnya yang kamu percayai.
Bisa jadi di alam bawah sadar. Bisa jadi sudah tertanam.
.
.
Kamu tidak perlu punya jawaban keren seperti seorang motivator.
Karena itu semua bisa jadi bukan dirimu.
.
Saya juga sering berpikir tentang bahagia itu adalah tentang memiliki harta, punya uang, punya rumah mewah, punya mobil keren, punya barang-barang mahal dan hal-hal yang bersifat materi.
Tapi setelah membaca buku Science Of Success, mindset saya sedikit demi sedikit berubah.
Di buku tersebut kita diajak untuk mengexplorasi 7 dimensi kesuksesan kehidupan :
- Sukses Kebahagiaan Hati
- Sukses Professional (karir / bisnis)
- Sukses Financial (pengelolaan uang)
- Sukses Sosial
- Sukses Spritual
- Sukses Hubungan Keluarga
- Sukses Kesehatan
2. Mengelola diri agar bahagia
Saya yakin, tidak ada seseorang yang selalu bahagia dalam hidupnya secara terus menerus. Bahkan untuk bisa bahagia 24 jam saja belum tentu semua orang sanggup.
Dalam kehidupan kita akan menghadapi hal-hal yang bisa membuat kita marah, kecewa, maupun sedih.
Kuncinya adalah kita mampu mengenali rasio kebahagiaan optimal yang perlu kita penuhi agar kita dapat meraih produktivitas kerja yang baik.
Apa itu rasio kebahagiaan?
Artinya jumlah momen positif (senang, lega, syukur, semangat) haruslah lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan jumlah kejadian yang membuat emosi negatif muncul (sedih, marah, kecewa).
Angka ini bisa dihitung secara harian, mingguan, ataupun bulanan.
Dari riset Frederickson, angka rasionya kebahagiaan yang optimal adalah 3 : 1. Artinya kita mampu memunculkan perasaan positif 3x lebih banyak dibandingkan emosi negatif.
Ketika mengetahui ilmu ini, maka kita akan mampu memberikan makna positif pada hal-hal yang selama ini kita anggap biasa-biasa saja.
Waktu sarapan, kamu menikmati makanan yang enak.
Di kantor, meeting lancar.
Sore hari, bisa ngobrol minum kopi bareng temen
Pulang ke rumah, disambut istri dan anak-anak.
Cobalah cari momen-momen kecil yang selama ini kita abaikan sebagai hal-hal yang mampu memunculkan perasaan-perasaan positif.
Tentu dalam hari itu bisa jadi ada hal-hal yang memunculkan emosi negatif, misal ada nyinyiran di social media, atau di jalan kesenggol angkot, dan hal-hal lain.
Dengan mengenal rasio 3:1, kita akan terus berusaha mengusahakan untuk melalui titik itu. Dengan penuh kesadaran diri yang lebih baik. Jaga tiap hari, jaga tiap minggu, jaga tiap bulan.
Terus menerus menjaga rasio 3:1 maka ketangguhan mental, daya tahan diri meningkat, produktivitas akan terus lebih baik. Sehingga kesuksesan selangkah demi selangkah akan tercapai.
.
3. Hal buruk itu lebih kuat dari hal baik
Bukannya mau menakut-nakuti. Tapi temuan ilmiah ini membuktikan bahwa momen negatif itu ternyata lebih mudah diingat dan lebih lama membekasnya dibanding kejadia positif.
Misalkan : seseorang yang dibully, rasa sakit hatinya akan lebih kuat dibandingkan dengan ketika dipuji atas prestasinya di kantor.
Atau juga berita-berita negatif akan lebih cepat viral dibandingkan berita yang bersifat positif. Itulah kenapa media yang menggunakan sudut pandang negatif lebih laku.
Ada istilah "negativity bias" yang berarti kecenderungan manusia untuk fokus pada hal-hal yang besifat negatif (melihat kekurangan, kejelekan orang lain, kerusakan lingkungan) di bandingkan melihat sisi-sisi positifnya.
Usahakan untuk selalu fokus pada sisi positif kehidupan. Lihat suatu kejadian, bahkan hal yang buruk sekalipun, pasti ada sudut pandang positif yang bisa kita syukuri.
Tipsnya :
- Selalu latih agar otot pikiran, otot perasaan kita selalu positif. Temukan, apresiasi, dan syukuri hal-hal positifnya. Jika muncul hal-hal negatif. Berhentilah, ubah sudut pandang ataupun reframing dengan mencari sisi positif-nya walau kecil.
- Bekerja pada bidang yang kamu kuasai dan disenangi. Carilah bakat diri kamu dengan berbagai tools yang ada. Lalu diskusikan dengan atasan di pekerjaan, atau dengan rekan di bisnis. Bekerja dan berkarya dengan passion itu meningkatkan kebahagiaan. Jika belum mendapatkan, cari saja hobil yang kamu sukai, dan lakukan secara rutin. Misalkan fotografi, menggambar, menyanyi, jalan kaki, main basket, berenang, dan sebagainya.
- Jagalah informasi yang kamu konsumsi. Bangun benteng "self awareness" yang kuat. Kita perlu menjaga semua hal yang kita lihat dan dengarkan. Memfilter sebelum masuk ke pikiran kita. Hindari follow akun yang membuat situasi menjadi negatif. Hindari menonton youtube yang nyinyir dan mengkritik terus menerus. Keluarlah dari group WA yang isinya ghibah. Berusaha abaikan berita yang membuat emosi negatif muncul. Fokus saja ke hal-hal positif seperti membaca blog ini... hehhehe
- Lakukan ritual bersyukur setiap hari. Bisa dengan membayangkan, menuliskan jurnal, bertafakkur, atau bermeditasi. Dapatkan 3 hal yang layak kamu syukuri setiap akhir hari. Ucapkan terima kasih kepada Allah.
- Ritual bersyukur bisa juga dilakukan secara berkelompok. Misal dengan rekan kerja di kantor, dengan sahabat di komunitas, ataupun dengan keluarga. Saling mengapresiasi di ritual kolektif bisa memberikan energi yang luar biasa.
.
Oke, masih ada 9 tips untuk menemukan kebahagiaan.
Silahkan follow dulu tiktok @annasahmads
.
PS. Baca juga : Bagaimana uang membeli kebahagiaan?
Komentar
Posting Komentar