Mengubah keyakinan...

Untuk bisa sukses itu harus ini itu...

Aku yakin kalau dia itu ini itu...

Untuk bisa menjual itu perlu ini itu...


Sadar atau tidak sadar, kita pasti memiliki keyakinan-keyakinan.

Dalam diri sendiri ataupun dengan orang lain.

Dalam hal bisnis, dalam hal kesehatan, dalam hal karir.

.

Nah, sekarang coba cek apa keyakinan atau nilai-nilai yang kamu yakini.

Apakah itu selaras dengan goal kamu, atau berlawanan dengan goal kamu?

.

Seperti apa maksudnya?

Misalkan kamu mau diet keto (rendah karbo), tapi kamu masih yakin kalau gak makan nasi bisa lemes. Ini adalah contoh goal dan keyakinan yang tidak selaras.

Misalkan kamu menganggap kalau mau sukses bisnis fashion ya harus setiap bulan mengeluarkan model baru dan produksi minimal 100jt. Tapi kamu tidak ada duit, jadi tidak bisa sukses. Ini juga contoh antara goal/keinginan dengan kenyataan tidak selaras.

Selama keyakinan ini masih melekat, rasanya sulit untuk mencapai apa yang diinginkan.


Lalu bagaimana?

Coba sadari dulu nilai-nilai yang kita yakini dan coba explorasi keyakinan tentang hal tersebut.

Lalu cari, keyakinan seperti apa yang selaras, bahkan mendukung.

.

Memang mengikuti seminar motivasi, nonton video di youtube, baca buku, itu bisa memberikan kita semangat untuk berubah. Bisa tentang bisnis, tentang pola pikir, tentang keberanian mengambil keputusan, segera bertindak, tetapi faktanya yang benar-benar berhasil berubah itu sedikit saja.

Perubahan adalah hal yang sangat sulit, karena banyaknya hambatan untuk berubah. 

Sering sebuah kenyamanan yang ada (comfort zone), 

pola pikir yang tidak mau maju (fixed mindset), 

ketakutan akan kegagalan (fear of failure), 

hambantan pelaksanaan (obstacles for action), 

ketidak pahaman secara menyeluruh (uncomplete undertsanding), 

membuat kita malas untuk berubah. 


.

Bahkan mencoba pun sudah ditentang, apalagi mau berupaya, bagaimana bisa berubah?

.



Lalu kok bisa ada yang berhasil berubah. Tentu energi terbesar adalah motivasi. Tentu motivasi yang paling kuat adalah dari diri sendiri.

Dari teori internal motivation, ada 2 hal :

Yang pertama adalah motivasi menjauhi yang sangat kuat.

Misalnya power of kepepet. Udah tidak ada pilihan lain, udah dikejar-kejar debt collector, tabungan udah mau habis, stok digudung masih menumpuk. Inti motivasi menjauhi adalah tidak mau hal-hal buruk terjadi terus menerus pada diri kita.

Yang kedua adalah motivasi mendekati.

Adalah mampu mengidentifikasi kenikmatan yang diperoleh jika apa yang diinginkan tercapai. Merasakan nikmatnya kalau punya tabungan 100jt, bagaimana nyaman kalau bisa naik mobil dan tinggal di rumah yang bagus, bagaimana kalau karir bisa meningkat, dan lainnya. Intinya adalah bagaimana kita mampu dengan sangat jelas mendapatkan manfaat jika hal-hal itu tercapai. Bisa dalam bidang financial, hubungan, pertemanan, keluarga, bahkan sampai spiritual


Lalu tantangan berikutnya adalah mengatasi hambatan, termasuk rasa takut. 

Kita kembali sadari, bahwa hasil itu tidak ada dalam kendali kita, yang ada dalam kendali diri kita adalah perilaku kita, ilmu kita, kemampuan kita mengelola sumber daya, network, sampai keyakinan diri.

Sehingga kita kelola rasa takut itu dengan mengelola risiko.

Mengelola resiko termasuk mengukur seberapa besar dampak jika apa yang dia lakukan itu gagal, dan bisa membandingkan apa dampak yang bisa didapatkan jika apa yang dia lakukan berhasil.


Jadi, selamat mengubah keyakinan, cari internal motivasi, dan kelola resiko.


Ngobrol yuk...



Simple man, High Attitude